Sebuah video yang menunjukkan sejumlah siswi SMA melakukan tes kehamilan di sekolah belakangan viral di media sosial. Dibagikan oleh akun Instagram @folkshitt memperlihatkan para siswi SMA yang memakai baju putih abu-abu bergantian masuk kedalam toilet dengan didampingi oleh guru perempuan untuk melakukan tes kehamilan. Dalam video viral tersebut diperlihatkan jika para siswi satu persatu masuk ke toilet untuk mengambil urine mereka dan di tes. Program siswi SMA tes kehamilan ini merupakan program tahunan sekolah tersebut. (Suara.com, 24/01/2025)

Tes ini dianggap penting untuk mencegah pergaulan bebas di tengah maraknya kebebasan  pergaulan. Namun apakah ini langkah yang tepat? Tentu saja, pemeriksaan ini menunjukkan adanya sesat pikir dalam menghadapi rusaknya pergaulan remaja hari ini. Tes kehamilan jelas bukan upaya pencegahan, apalagi  tidak selalu terjadi kehamilan meski melakukan seks bebas. Belum lagi dari sisi hanya perempuan yang diperiksa, padahal hari ini remaja laki-laki juga sama rusaknya.
Langkah ini jelas tidak mampu mencegah kehamilan remaja. Terlebih ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap rusaknya pergaulan remaja hari ini.

Penerapan sistem sekuler inilah yang menjadi akar permasalahan pergaulan bebas pada remaja. Agama hanya dihadirkan dalam ibadah ritual saja tidak pada aspek kehidupan bermasyarakat. Agama tidak lagi menjadi sebuah landasan dalam bertingkah laku. Akibatnya, manusia tidak mengenal hakikat Allah SWT menciptakannya di dunia yaitu untuk beribadah kepada-Nya. Sejatinya pemahaman ini harus dimiliki oleh seluruh manusia agar ibadah menjadi tujuan mereka hidup di dunia. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya menyeluruh yang menyentuh akar masalah. Adanya sistem kehidupan sekuler kapitalisme yang menjadikan remaja mengikuti hawa nafsunya dan mengutamakan kesenangan jasmani, dan abai pada halal dan haram.

Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur semua aspek kehidupan termasuk aturan pergaulannya. Sistem Islam menjadikan aqidah Islam sebagai landasan berpikir dan bertingkah laku. Sehingga seseorang akan beramal sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ini menjadi faktor terbebasnya remaja dari pergaulan bebas. Sungguh, Allah Taala dengan tegas melarang pergaulan bebas. Allah berfirman, “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.” (QS Al-Isra [17]: 32).

Adapun dalam sistem pergaulan Islam, hukum asal laki-laki dan perempuan adalah terpisah (infishal). Dalam kitab Muqaddimah ad-Dustur karya Al-‘Alamah Syekh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahullahu dinyatakan, “Hukum asalnya laki-laki terpisah dari perempuan, dan mereka tidak berinteraksi kecuali untuk keperluan yang diakui oleh syariat dan menjadi konsekuensi logis dari interaksi itu sendiri, seperti haji dan jual beli.” Ini akan menjaga kemuliaan manusia dan menjaga kehidupan. 

Kemudian sistem pendidikan islam melahirkan generasi yang berkualitas, berkepribadian Islam dan paham tata pergaulan Islam. Karena sistem pendidikan Islam berlandaskan aqidah Islam, sehingga akan menjaga pemahaman para pelajar agar sesuai dengan koridor Islam. Menjadikan mereka tidak hanya unggul dari sisi akademis tetapi juga unggul dalam karakter yaitu memiliki akhlak yang sesuai dengan syariat Islam. Selain itu akan terjaga dari pemikiran sesat seperti pergaulan bebas, HAM, dan pluralisme. 
 
Keimanan yang kuat akan menjaga generasi selalu dalam ketaatan dan jauh dari kemaksiatan. Senantiasa merasa bahwa aktivitasnya di awasi oleh Allah SWT. Ditambah Kontrol masyarakat dan penerapan sistem sanksi Islam yang tegas akan menjaga keselamatan  generasi  dari pemikiran rusak dan perbuatan maksiat.

Dengan penerapan sistem islam secara keseluruhan, generasi akan terjaga pergaulannya dan tercegah dari pergaulan bebas dan kerusakan akhlak lainnya. Oleh karena itu, kita membutuhkan sebuah institusi yang mampu melindungi generasi. Semua ini bisa terwujud dengan kehadiran negara yang menerapkan sistem islam secara kaffah yang dengan aturannya bisa melindungi dan mencegah generasi dari pergaulan bebas. Serta menjadikannya generasi penerus Shalahuddin Al-Ayyubi dan Muhammad Al-Fatih.

Penulis : Rusmiati
(Homeschooler, Aktivis Muslimah)

Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top