E satu.com (Kota Cirebon) - Polemik sewa Stadion Bima Kota Cirebon antara Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dengan Bina Sentra Football Academy masih terus berlanjut. Untuk mencari titik terang, DPRD Kota Cirebon menggelar rapat bersama Dispora dan sejumlah SKPD terkait guna meminta penjelasan mengenai kronologi sewa Stadion Bima Utama, Rabu (5/2/2025).

Dalam rapat tersebut, Sekretaris Dispora dan Kepala Bina Sentra tidak hadir. Namun, Kepala Dispora Kota Cirebon, Irawan Wahyono, mengatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab jika ditemukan adanya ketidakbenaran dalam proses sewa menyewa stadion tersebut. Ia juga meminta maaf atas viralnya polemik ini di tengah masyarakat.

“Angka sewa Rp50 juta, semua yang saya lakukan tidak akan menarik siapa-siapa. Saya bertanggung jawab kalau ditemukan ketidakbenaran. Saya mohon maaf lahir batin,” ujar Irawan dalam rapat.


Irawan menjelaskan bahwa awal mula permasalahan ini terjadi ketika Bina Sentra berencana menggunakan Stadion Bima untuk festival sepak bola. Pemilik Bina Sentra melihat stadion tersebut perlu diperbaiki, sehingga sebelum dituangkan dalam perjanjian sewa-menyewa, ada kesepakatan mengenai retribusi yang diiringi dengan perbaikan fasilitas stadion.


“Kalau memang ingin menggunakan stadion, harus ada retribusi dan keberanian untuk memperbaiki kondisi Stadion Bima, baik rumput, tempat duduk, maupun fasilitas lainnya,” kata Irawan.

Untuk memastikan kebijakan ini tepat, Dispora pun melakukan studi tiru ke beberapa stadion lain yang memiliki karakteristik serupa dengan Stadion Bima, seperti Stadion Probolinggo, Manahan, dan stadion di Yogyakarta. Hasilnya, Dispora melihat bahwa perbaikan menjadi hal yang mutlak dilakukan.

Lebih lanjut, Irawan menjelaskan bahwa Bina Sentra memiliki visi besar dalam pengelolaan Stadion Bima, termasuk menjadikannya sebagai home base liga utama serta pusat akademi sepak bola untuk berbagai usia.


“Atas dasar itu kami tertarik, karena ini berkaitan dengan masa depan sepak bola di Cirebon. Dengan skema sewa sebesar itu, stadion ini bisa diperbaiki baik di dalam maupun di luar,” ungkapnya.


Ke depan, Dispora juga merencanakan sistem pembagian hasil penjualan tiket pertandingan, di mana 50 persen akan masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan 50 persen untuk vendor.

“Yang membuat kami semangat adalah bahwa kita tidak boleh menghambat investasi. Tentunya, kami akan terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” pungkas Irawan.

Polemik ini masih terus berlanjut, dan publik menantikan langkah selanjutnya dari pemerintah kota terkait pengelolaan Stadion Bima ke depan. (Wand)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top