E satu.com ( Opini) - Belum lama diberitakan sebuah bus Rosalia Indah jurusan Jakarta-Jogya nyaris tabrak banteng head to head dengan sebuah dump truk di suatu tikungan di jalan lingkar Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, Rabu, 22/2/2022 pk 14. Lihat fotonya. Kedua sopir terjepit bodi kendaraan yang ringsek. Sopir truk yang tidak bersalah dikhabarkan tewas. Hukum alam memang netral. Makan korban tidak pilih kasih mana yang benar dan salah. Beberapa tahun lalu saya sering lewat jalan itu jadi bisa membayangkan kondisinya jalannya. Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kecelakaan ini?

Saya sudah lama mengamati dan mencatat (baik sebagai sesama pengguna jalan maupun penumpang bus) bahwa ada kesamaan perilaku bus-bus AKAP, yaitu mendahului nrabas lajur sebelah/melambung/ngeblong di area blind spot khususnya di tikungan tidak bermedian. Bahkan ngeblong merebut lajur sebelah di jalan bermedian alias melawan arus. Mereka para sopir bus itu sepertinya sengaja ngawur/nekad sambil berharap tidak ada kendaraan dari arah perlawanan. Atau masa bodoh dengan apa yang bakal terjadi yang penting sampai di tujuan lebih cepat dan bawa duit lebih banyak. Mereka para sopir bus itu berharap kendaraan-kendaraan lain akan mengalah karena merasa "asu gede menang kerahe". Satu perilaku buruk itu bisa banyak macam istilahnya mulai dari ceroboh, teledor, ngawur, nekad, ndableg, kurang ajar, nrabas, dan entah apalagi.

Mungkin 9x bus itu bisa selamat menyalib di tikungan karena alasan lalulintas lagi sepi, kendaran dari arah depan pada ngalah beneran, atau lagi mujur semata tapi mereka para sopir bus itu tidak mikir saat-saat dimana situasi dan kondisi tidak seperti biasanya, yaitu ketika berpapasan dengan sopir-sopir dengan mindset berpikir "nyopir as usual", atau lebih buruk lagi yang bermindset sama, sama-sama tukang trabas. Atau, nasib lagi apes/sial. Itulah kesempatan ke -10 yang saya maksud.

Angka 9 dan 10 ini sesuai hasil riset di Amerika yang menyimpulkan bahwa 9 kali nyaris celaka (nearmisses) baik disengaja maupun tidak, akan berujung kecelakaan serius pada kesempatan yang ke -10. Ini sudah sering saya tulis tapi kurang sering saya beri contohnya.

Nah, nyatanya, faktanya yang biasa ngeblong kanan di tikungan itu bukan hanya sopir bus tapi juga sopir mobil-mobil pribadi dan motor. Jadi, awas anda jangan menunggu kesempatan ke -10 untuk sukses pulang tinggal nama karena bisa jadi ia maju ke urutan 1,2,3 ......atau 9 tidak seperti yang anda harapkan.

JANGAN MENUNGGU ANGKA 10!

Nearmisses atau tepatnya perilaku nrabas aturan lalulintas itu ibarat mencuri, 9 kali pertama mungkin sukses dan ketagihan tapi yang ke -10 sangat boleh jadi akan ketangkap basah dan digebuki sampai mati.

Tertiblah menjalani hidup ini agar selamat dan aman.

Terima kasih, 
Salam KOMTRASS: "Tertib, Selamat, dan Aman."

Priyanto M. Joyosukarto
KOMTRASS & TSS Founder/Nuclear Engineer/Industrial Safety&Security Lecturer/ Kyokushin Karate Instructor; IKOK Reg. No. 74.336 (1989) /MTSA Inspirator & Motivator.
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top