Bonnie


E satu.com (Kota Cirebon) -  Pemerintah Kota Cirebon secara khusus memperhatikan urusan pendidikan non formal dan anak usia dini, yang merupakan kewenangan yang harus dilaksanakan. Namun, intervensi terhadap lembaga-lembaga seperti Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (SPS), Kober, dan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) masih belum maksimal karena sebagian besar dilakukan oleh masyarakat.

Menurut data, tingkat partisipasi PAUD masih sekitar 60%, namun diyakini sebenarnya lebih tinggi. Dinas Pendidikan telah diminta untuk memperbaiki data guru-guru yang terdaftar, termasuk mengevaluasi penggunaan lahan-lahan Pemda yang bisa dimanfaatkan untuk membangun lebih banyak fasilitas PAUD.

"Kami mengapresiasi upaya swadaya masyarakat, namun kami juga berharap ada intervensi lebih lanjut untuk meningkatkan partisipasi PAUD," ujar Pj Walikota Cirebon Drs Agus Mulyadi saat peresmian pendidikan anak usia dini (PAUD) SPS Berlian Permata Harjamukti, Selasa (11/6/2024).

Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain anggaran yang terbatas, terutama dalam bidang PAUD. Pemerintah lebih fokus pada pendidikan formal seperti TK, SD, dan SMP, sehingga menyisakan kekurangan dalam pendidikan non formal dan PAUD.

"Kami akan memperkuat legalitas serta pembinaan SPS di rumah-rumah warga, namun jika warga tidak berkenan, kami akan mencari solusi lain," tambahnya.

Pemerintah kota Cirebon berharap agar setiap kecamatan memiliki PAUD sebagai upaya memperkuat pendidikan berbasis kewilayahan.

Dengan demikian, diharapkan partisipasi dalam pendidikan anak usia dini dapat lebih optimal dan merata di seluruh Kota Cirebon khususnya Jawa Barat. (RR)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top