E satu.com (Kota Cirebon) - Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) telah menjadi solusi praktis dalam melakukan transaksi pembayaran.
Namun, seiring dengan meningkatnya penggunaan QRIS, risiko yang terkait dengan keamanan transaksi juga semakin menjadi perhatian.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Anton Pitono, di sela-sela acara Festival Rupiah Berdaulat Indonesia (Ferbi) yang digelar di Grage City Mall (GCM) pada Minggu (18/8/2024).
Anton menegaskan bahwa meskipun QRIS telah menjadi tren dalam aktivitas keuangan, penggunaannya tetap memerlukan kewaspadaan. Salah satu potensi risiko yang diungkapkannya adalah kemungkinan adanya barcode palsu, terutama pada QR yang digunakan untuk donasi.
"Indikasi adanya QR palsu ini biasanya ditemukan pada tempat-tempat donasi, di mana oknum tidak bertanggung jawab menempelkan QR palsu untuk mengelabui para donatur," ujar Anton.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak langsung menekan tombol "Oke" setelah memindai QR dan memasukkan nominal transaksi. Anton menyarankan agar pengguna terlebih dahulu memastikan bahwa rekening penerima sudah benar sebelum melanjutkan transaksi.
"Banyak kejadian di mana donasi tidak masuk meskipun QR telah dipindai, hal ini lebih sering dialami oleh pengguna," tambahnya.
Untuk para merchant, khususnya masjid dan mushola yang menggunakan QRIS, Anton mengingatkan pentingnya melakukan pemeriksaan berkala terhadap QR yang telah dipasang.
Ia menekankan agar memastikan QR tersebut masih valid dan tidak mengalami pemalsuan, seperti penempelan stiker QR palsu di atas yang asli.
"Sampai saat ini memang belum ada laporan resmi terkait kejadian tersebut, namun kami akan terus melakukan pengecekan sebagai langkah antisipasi. Kami juga telah bekerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) untuk meningkatkan kewaspadaan," tutup Anton. (Wnd)
Post A Comment:
0 comments: