Bonnie


E satu.com (Cirebon) - Setiap tahun, menjelang bulan Mulud, Keraton Kasepuhan Cirebon menyelenggarakan Tradisi Siraman Panjang. Tradisi ini melibatkan pencucian berbagai peninggalan bersejarah, termasuk keramik-keramik kuno yang telah berusia hampir enam abad, peninggalan dari Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Patih Anom Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Nusantara, menyampaikan bahwa Siraman Panjang merupakan bagian dari rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Hari ini kita melaksanakan tradisi Siraman Panjang, yang merupakan rangkaian untuk memperingati Maulid Nabi. Peninggalan yang dicuci tadi merupakan warisan dari Gusti Sinuhun, Sunan Gunung Jati," jelas Pangeran Raja Nusantara, Selasa (10/9/2024)

Dalam tradisi ini, beberapa benda bersejarah seperti piring besar, piring pengiring, guci, dan botol penyimpan minyak wangi turut dicuci. Sebelum prosesi dimulai, Pangeran Raja Nusantara menekankan pentingnya berdoa dan bershalawat sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

"Setelah prosesi Siraman Panjang, benda-benda ini akan disimpan kembali di Gedong Jimat," tambahnya.

Pangeran Raja Nusantara juga menjelaskan bahwa pada puncak acara Maulid Nabi, benda-benda ini akan kembali dikeluarkan untuk digunakan dalam tradisi Panjang Jimat.

"Panjang Jimat merupakan acara puncak peringatan Maulid Nabi di Keraton Kasepuhan. Panjang bermakna diperingati sepanjang masa, sedangkan Jimat merujuk pada dua kalimat syahadat yang harus senantiasa dirawat. Tradisi ini menjadi simbol perawatan warisan spiritual dan sejarah yang erat kaitannya dengan nilai-nilai Islam dan ajaran Nabi Muhammad SAW," pungkasnya. (Wnd)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top