E satu.com (Kota Cirebon) - Wakil Ketua MPR RI, Dr. Eddy Soeparno, S.H., M.M., menekankan urgensi transisi energi dan manajemen krisis iklim dalam program Goes To Campus di Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ), Cirebon, Kamis (13/2). Dalam diskusi seminar yang dihadiri puluhan akademisi dan mahasiswa ini, Eddy menyatakan bahwa perubahan iklim yang memicu penurunan kualitas udara dan suhu abnormal harus ditangani dengan pendekatan manajemen krisis, bukan sekadar kebijakan biasa.
“Krisis iklim berdampak langsung pada lingkungan dan kesehatan masyarakat. Kota-kota besar sudah mencatat air quality index (AQI) pada level mengkhawatirkan. Transisi energi ke sumber terbarukan adalah solusi jangka panjang, meski kita tak bisa serta-merta meninggalkan energi fosil sebelum ada penggantinya,” tegas Eddy.
Ia mengungkapkan, pemerintah tengah mengembangkan energi panas bumi, angin, surya, dan hidro, serta membuka peluang pemanfaatan energi nuklir sebagai bagian dari transisi. Di Jawa Barat, sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tua seperti di Cirebon dan Pelabuhan Ratu dinilai tak lagi efisien dan perlu dipensiunkan dini. Namun, langkah ini membutuhkan dana sekitar Rp25 triliun serta payung hukum untuk merevisi perjanjian jual beli listrik.
“Dana pensiun dini PLTU Cirebon sudah disiapkan Bank Pembangunan Asia. Selain itu, proyek pipa gas Cirebon-Semarang diharapkan jadi alternatif suplai energi dengan konversi gas,” ujarnya.
Rektor UGJ, Prof. Dr. Ir. H. Achmad Faqih, S.P., M.M., menyambut positif inisiatif MPR RI dalam menggalang kolaborasi kampus untuk transisi energi. “Isu iklim adalah tantangan global. UGJ siap mendukung riset dan melahirkan praktisi yang berkontribusi pada solusi energi berkelanjutan,” tegas Faqih.
Eddy Soeparno berharap keterlibatan akademisi dapat melahirkan gagasan inovatif, mulai dari pengelolaan energi terbarukan hingga mitigasi krisis iklim. “Transisi energi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi perlu sinergi dengan kampus, pakar, dan masyarakat,” pungkasnya.
Program Goes To Campus MPR RI kali ini menjadi wadah strategis untuk menyuarakan akselerasi kebijakan hijau, sekaligus mengingatkan publik bahwa krisis iklim adalah ancaman nyata yang memerlukan aksi kolektif.
Wahyudi
Peliput: Tim Media UGJ
Post A Comment:
0 comments: