E satu.com (Jakarta ) - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengeklaim pemerintah tidak memiliki masalah apa pun terhadap komplain dan opini dari masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Hasan dalam merespons penulis opini di kolom detikcom yang diduga diintimidasi.
"Kalau untuk kasus seperti itu, dari kita tulisan-tulisan opini selama ini pemerintah tidak punya masalah, tidak punya komplain dengan tulisan-tulisan opini," ujar Hasan saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).
Hasan lantas mengungkit mahasiswa yang sempat membuat meme, tetapi sudah keluar dari koridor kritik.
"Karena pemerintah lebih menginginkan yang seperti itu dibina, bukan dihukum," ucapnya.
Maka dari itu, Hasan mempersilakan agar tulisan si penulis ditayangkan kembali di detikcom.
"Kalau perlu tulisannya dinaikin lagi, enggak apa-apa. Kalau misalnya, kalau perlu tulisannya... Saya belum baca tulisannya. Teman-teman saya enggak tahu, teman-teman sudah baca. Kalau perlu naikin lagi saja tulisannya, dipasang lagi saja tulisannya," jelas Hasan.
Hasan juga menekankan bahwa siapa pelaku intimidasi harus dicari tahu terlebih dahulu.
Dia pun kembali menegaskan sikap Presiden Prabowo Subianto yang mengutamakan perlindungan HAM.
"Dan sampai hari ini pemerintah sangat konsisten dan konsekuen menjalankan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM. Begitu juga Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Kebebasan Pers. Dan itu semua dipayungi oleh Pasal 28 UU 1945. Pemerintah sampai hari ini konsisten dengan itu," imbuhnya.
Sebelumnya, TNI menjadi sorotan publik setelah kasus pencopotan berita opini yang ditulis seorang penulis di laman Detikcom.
Tulisan itu semula berjudul "Jenderal di Jabatan Sipil: Di Mana Merit ASN?" yang terbit pada 22 Mei 2025.
Namun, tulisan tersebut dihapus sehari kemudian.
Dewan Pers mengaku menerima laporan dari penulis tersebut bahwa ia diduga mengalami intimidasi.
Ketua Komisi Hukum Dewan Pers Abdul Manan mengungkapkan kronologi kejadian berdasarkan laporan korban yang disampaikan ke Dewan Pers.
“Dia (penulis opini di Detikcom) melaporkan soal kolomnya yang terbit pada hari itu, 22 Mei, dan peristiwa yang mengikutinya,” kata Abdul kepada Kompas.com, Sabtu (24/5/2025).
Abdul menyampaikan, pelapor mengaku mengalami dua kali kekerasan usai membuat tulisan opini di detikcom.
“Hari itu, sekitar pukul 9 pagi, dia dihampiri dan dipepet oleh dua orang pengendara sepeda motor. Dua pengendara yang memakai helm itu mendorongnya ke arah kiri, membuatnya kaget dan terjatuh. Pelaku memelototinya dan mengepalkan tangan sebelum pergi,” kata Abdul.
“Siang harinya, saat membeli makan siang dengan naik motor di sekitar daerah Cipondoh, paha kanannya ditendang oleh dua orang pengendara sepeda motor dan ia terjatuh. Pelaku memakai helm full face,” tambahnya. Dilansir dari Kompas.Com
( AWW )
Post A Comment:
0 comments: