E satu.com (Tangerang Selatan) - Masalah sampah yang sudah menjadi keresahan masyarakat Tangerang Raya, menggerakkan terwujudnya kepedulian sosial yaitu Kolaborasi Forum Media Banten Ngahiji ( FMBN ) bersama Karang Taruna dan Ibu PKK, yang berkunjung ke Abu & Co, sebuah perusahaan swasta pengelolaan sampah terpadu (TPST) di Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, pada Rabu ( 8/5/2025 ) .
Masalah sampah di Tangerang Raya adalah masalah yang kompleks dan membutuhkan solusi yang komprehensif, melibatkan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Perlu adanya sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan pengusaha untuk mengelola sampah secara efektif dan berkelanjutan.
Masih adanya TPA ( Tempat Pembuangan Akhir ) yang menggunakan sistem open dumping atau pembuangan terbuka
secara langsung ke lahan terbuka tanpa pengelolaan yang memadai.
TPA open dumping memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat, seperti pencemaran tanah, air dan udara, serta potensi penularan penyakit, penumpukan sampah di berbagai lokasi menyebabkan masalah kesehatan, bau tidak sedap, dan bahkan banjir, masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan, baik karena kurangnya kesadaran maupun kurangnya fasilitas pengumpulan sampah yang memadai.
Hermansyah, Kabid Litbang Forum Media Banten Ngahiji ( FMBN ) yang berkolaborasi dengan organisasi masyarakat, mengatakan, " kami berterima kasih kepada PT. Abu & Co, yang hari ini telah bersedia menerima kedatangan kami. Tentunya bagi kami, bisa menambah wawasan sekaligus menimbah ilmu tentang pengalamannya selama 20 tahun lebih pengelolaan sampah, baik itu sampah organik atau anorganik, hingga menjadi nilai ekonomis ", tuturnya
Bapak Kemal sebagai Owner TSPST Abu & Co menegaskan bahwa TPST Abu & Co telah beroperasi selama lebih dari 20 tahun dalam pengelolaan sampah rumah tangga masyarakat BSD City di Tangerang Selatan.
TPST Abu & Co berfokus pada pemilahan sampah dan penerapan teknologi Musayama berbasis pirolisis (Waste Pyrolysis Cycle Combustion), yang mampu mengolah hingga 20 ton sampah per hari.
Kemal menjelaskan bahwa hasil pengolahan sampah di TPST ini, menjelaskan berbagai jenis sampah plastik, menghasilkan produk seperti arang, asap cair, barang bekas yang bisa didaur ulang, serta Refuse Derived Fuel (RDF) yang digunakan sebagai bahan bakar pabrik semen.
CEO PT. Abu & Co Kemal, menambahkan bahwa kunci dari pengolahan sampah itu ada pada ‘pemilahan’. Sehingga, nantinya dapat dipisahkan mana sampah organik, anorganik dan residu.
“ Pengelolaan sampah itu kuncinya ada pemilahan, yang dari situ akan terpisah nanti mana sampah organik, anorganik dan residu. Sampah organik itu, bisa dimanfaatkan untuk makan Maggot, meskipun tidak semua sampah organik bisa untuk pakan Maggot,” jelas Kemal.
Selanjut ibu Isna Niar, juga menjelaskan proses pengolahan sampah dari awal datang di hingga terpisah sampah organik dan non-organik/ plastik, beliau juga menambahkan tempat Pengolahan sampah terpadu ini nyaris tidak menimbulkan bau aroma sampah yang tidak sedap, karena dengan cara pemilahan sampah organik dan non organik yang baik dibantu peralatan pendukung memudah proses pengolahan sampah nyari tidak berbau. Dari mengolah sampah organik, telah menghasilkan Mangot, Maggot dengan kwalitas baik, telah di eksport ke luar negeri. Tentunya, dari penjualan Maggot tersebut, perusahaan dapat tambahan profit dari mengolah sampah organiknya sendiri. manfaat budi daya maggot itu beragam, seperti mendekomposisi sampah organik, sehingga, sampah-sampah organik yang biasanya berbau dan dibuang begitu saja, kini dapat dimanfaatkan untuk pakan manggot.
Pak kemal dan ibu Isna Niar berharap, dari kedatangan kami bersama kolaborasi peduli lingkungan sosial, dapat menjalin kerjasama dengan PT Abu & Co, dalam mengelola sampah di masa depan nantinya. Sehingga, persoalan sampah yang kerap menjadi masalah di lingkungan masyarakat bisa terselesaikan, jika dilakukan secara bersamaan, terstruktur dan masif.
Kesimpulan dari kunjungan ke Abu & Co yakni, persoalan sampah di Indonesia merupakan salah satu masalah lingkungan yang sangat mendesak dan kompleks, bagi pemerintah dan masyarakat.
Untuk mengatasi persoalan sampah di Indonesia umumnya, diperlukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah harus memiliki visi dan kepemimpinan yang kuat dalam kesungguhan dalam pengelolaan sampah berserta anggaran yang cukup, serta meningkatkan kesadaran masyarakat melalui edukasi dan kampanye secara masif dengan berkolaborasi elemen masyarakat.
Mendorong Pemerintah membangun Tempat Pengelolaan Sampah Reduse Reuse Recycle (TPS3R) di berbagai Kelurahan/ Kecamatan dan pemanfaatan maggot dan TPST untuk mengurangi volume sampah.
Masyarakat juga harus berperan aktif dalam mengelola sampah dengan baik dan benar, seperti memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik, dan tidak membuang sampah sembarangan.
Dengan kerja sama dan kesadaran yang tinggi, kita dapat mengatasi persoalan sampah di Indonesia dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
( Soleh )
Post A Comment:
0 comments: