Koalisi Global Bela Al-Quds dan Palestina resmi membuka Konferensi Al-Ruwad ke-14 di Istanbul, Turki, pada Sabtu, (27/4/2025). Konferensi Dunia untuk Palestina yang mengangkat tema "Kemenangan untuk Gaza adalah Tanggung Jawab Umat” itu dihadiri oleh tokoh-tokoh dan pemimpin nasional, pemimpin media, budayawan, aktivis sosial, serikat pekerja, akademisi, pemuda, dan berbagai lembaga dari sekitar 60 negara di seluruh dunia (sabili.id, 28/4/2025).
Pemerintah Inggris saat ini tengah melakukan konsultasi dengan Prancis dan Arab Saudi mengenai opsi pengakuan terhadap negara Palestina pada bulan Juni, sebagaimana dilaporkan oleh The Guardian dengan mengacu pada pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy. Di saat bersamaan, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot mengatakan Prancis dan Arab Saudi akan bersama-sama mengadakan konferensi di New York pada Juni untuk mempertahankan prospek pengakuan negara Palestina (viva.co.id, 1/5/2025).
Aksi bela Palestina dan konferensi-konferensi soal Gaza makin masif di berbagai tempat. Umat menuntut agar segera mengirimkan tentara dengan komando jihad untuk membebaskan Palestina. Kemudian, menekan segera membentuk persatuan umat dibawah satu kepemimpinan global dengan sistem Islam, yakni Khilafah. karena hanya dengan terwujudnya Khilafah, komando jihad pembebasan bagi Palestina bisa dilakukan.
Fakta lainnya, militer Israel akan memanggil puluhan ribu tentara cadangan untuk memperluas serangan negara itu terhadap Jalur Gaza yang terkepung. Bahkan, Menteri Keamanan Nasional Israel sayap kanan Itamar Ben-Gvir, dalam sebuah wawancara dengan Radio Angkatan Darat Israel, mengatakan bahwa ia ingin melihat perluasan perang yang “kuat” (aljazeera.com, 4/5/2025).
Genosida yang dilakukan oleh entitas Zionis Yahudi terhadap Palestina, merupakan kejahatan perang besar yang belum pernah dijumpai hingga sekarang. Hal ini lantas mengundang kemarahan global. Setiap hari umat semakin dibuat geram dengan ulah entitas Zionis yang tak punya rasa kemanusiaan. Akhirnya, malah semakin menyudutkan bagi eksistensi peradaban Barat.
Krisis Gaza yang terjadi, justru membuka pintu yang lebih lebar bagi arus kesadaran umat akan kewajiban dan urgensi penegakan Khilafah Islam. Peradaban Barat, dengan sistem kapitalisme liberalisme tak mampu segera memberikan solusi yang mengetaskan genosida di Palestina. Khilafah, dengan sistem Islam yang mampu menuntaskan persoalan Palestina yang tak berkesudahan, berusaha dihadang Barat dengan berbagai cara sedemikiannya.
Namun, usaha Barat dalam membendung arus deras Khilafah, kini nyatanya harus berujung dalam kesia-siaan. Krisis Gaza, berbalik menjadi lonceng kematian bagi peradaban Barat, imbas gagalnya sistem kapitalisme liberalisme menyudahi agresi brutal entitas Zionis di wilayah Palestina. Hal ini yang sekaligus menandai terbitnya fajar kebangkitan negara bersistem Islam, yakni khilafah Islam yang semakin terasa kian terang.
Meski tegaknya Khilafah merupakan keniscayaan sejarah, namun tetap menjadi kewajiban bagi para pengemban dakwah untuk lebih masif menggencarkan dakwah penegakkan Khilafah di semua kalangan umat. Dari sana, kemudian terbentuklah opini umum yang tegak di atas kesadaran umum di tengah-tengah umat. Sehingga, umat akan lebih memahami tentang hakikat Khilafah yang sesungguhnya.
Sebagai umat Islam, kita telah diberi rujukan, suri tauladan yang terbaik dari Sang Pencipta seluruh manusia, yakni Nabi Muhammad Saw. Dari itu, dalam hal dakwah sekalipun, wajib mengikuti metode dakwah Rasulullah Saw.
Thariqah ummat, menjadi target utama bagi metode dakwah Rasulullah Saw.
Thoriqoh dakwah Rasulullah ditempuh melalui penyadaran berbasis akidah hingga terbentuk dukungan kuat dari umat yang akan mendorong perubahan mendasar, berupa dibaiatnya seorang Khalifah bagi seluruh umat Islam. Tentu, jalan ini tidak melalui kekerasan dan tidak melalui sistem pemerintahan yang masih menerapkan sistem yang bukan berasal dari Islam, seperti apa yang telah dicontohkan Rasulullah Saw dimasa silam. Allahu'alam.
Oleh : Nunung Nurhayati (Ibu Rumah Tangga, Aktivis Muslimah)
Post A Comment:
0 comments: