E satu.com (Kota Cirebon) - Keraton Kasepuhan Cirebon kembali melaksanakan tradisi tahunan Siraman Panjang, sebuah ritual mencuci benda pusaka peninggalan Wali Songo. Prosesi tersebut menjadi salah satu rangkaian acara dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kegiatan digelar di Bangsal Pungkuran, Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, pada Sabtu (30/8/2025).
Patih Sepuh Pangeran Goemelar Soeryadiningrat menjelaskan, tradisi Siraman Panjang merupakan prosesi jamasan atau pencucian benda pusaka peninggalan Sunan Gunung Jati (Syekh Syarif Hidayatullah). Di antaranya piring tafsi, piring pengiring, dua buah kong, serta peninggalan bersejarah lainnya.
“Insya Allah, benda-benda pusaka tersebut akan diarak pada puncak peringatan Maulid Nabi tanggal 12 Mulud, bertepatan dengan 5 September 2025,” ujar Pangeran Goemelar.
Prosesi dimulai dengan mengeluarkan pusaka dari Kamar Pusaka menuju Ruang Pungguran. Di tempat tersebut telah disiapkan air khusus untuk jamasan atau siraman benda pusaka.
Selain pencucian pusaka, juga dilakukan tradisi membuka ikan bekasem yang telah difermentasi selama sebulan.
“Pada kesempatan ini, dua guci berisi ikan layar dan ikan kakap dibuka, kemudian daging ikannya dicampurkan dalam hidangan nasi cimat atau nasi rasul (serupa nasi kebuli) yang akan disajikan pada malam puncak Maulid, tanggal 5 September nanti,” jelasnya.
Lebih lanjut, Goemelar menuturkan bahwa beberapa pusaka yang dicuci memiliki makna filosofis. Di antaranya tujuh piring tafsi yang melambangkan proses kelahiran manusia dari hari Senin hingga Minggu.
Tradisi Siraman Panjang ini setiap tahun menarik perhatian masyarakat serta menjadi bagian penting dalam rangkaian Maulid Nabi di Keraton Kasepuhan Cirebon. (Wandi)









.webp)











Post A Comment:
0 comments: