E satu.com -  Upaya Eksekuasi yang dilakukan oleh pengadilan Negeri Kuningan terhadap tanah adat sunda di Cigugur Kabupaten Kuningan tertunda beberapa waktu yang lalu , hal ini tidak lepas dari kegigihan para wanita dalam mempertahankan tanah leluhur adat sunda.(03/09)
Salah seorang wanita yang gigih dalam mempertahankan tanah adat leluhur sunda adalah  Dewi Kanti sosok wanita yang gagah berani dalam mempertahankan tanah leluhurnya, bersama para wanita lainnya Dewi Kanti terus menghadang dorongan aparat Anggota Polisi Wanita dan upayanya berhasil menggagalkan eksekusi tersebut.
Walaupun begitu dirinya tetap akan berjuang melalui jalur Hukum dan Birokrasi Pemerintah Dewi melakukan itu semua atas dasar kepeduliannya dalam menjaga adat sunda,Dewi menceritakan, saat leluhurnya yakni Pangeran Madrais meninggal dunia, tampuk pimpinan komunitas adat Sunda Wiwitan diberikan kepada anaknya yang bernama Pangeran Tedjabuana Alibassa.Pangeran Tedjabuana memiliki istri bernama Ratu Nyi Mas Arinta yang memberikannya tiga putri. Putri ketiga bernama Ratu Siti Djenar Sriningpuri Alibassa yang nantinya memiliki anak bernama Jaka Rumantaka.Setelah istrinya meninggal dunia, Pangeran Tedjabuana menikah lagi dengan Ratu Saodah. Dari pernikahannya yang kedua, Pangeran Tedjabuana memiliki tujuh anak, di antaranya empat putra dan tiga putri. “Anak kedua mereka adalah Pangeran Jatikusuma Alibassa atau ayah saya yang saat ini masih ada,” kata Dewi Pada saat menjabat sebagai ketua komunitas Sunda Wiwitan, Pangeran Tedjabuana tidak selalu berada di Cigugur. Dia tidak menempati Paseban Tri Panca Tunggal yang sejak dulu menjadi pusat kegiatan Sunda Wiwitan.Pangeran Tedjabuana tinggal di Cirebon karena leluhurnya, yakni Pangeran Madrais merupakan keturunan Keraton Gebang Cirebon.Paseban yang dulunya dijadikan pusat kegiatan Sunda Wiwitan, ditinggali oleh anak dari istri pertamanya, Ratu Siti Djenar. Jaka Rumantaka juga tinggal di Paseban bersama sang ibu dan bapak.
Keterlibatan aparat pemerintah menjadi catatn khusus untuk dapat ditindaklanjuti oleh Pimpinan Negeri ini yaitu Presiden untuk dapat bersikap tegas akan budaya dIndonesia bisa agar di pertahankan.
Dewi berharap Negara hadir dalam permasalahan ini , karena kalau budaya bisa dipertahankan maka Negara ini akan kuat namun sebaliknya ketika budaya mulai dihancurkan oleh birokrasi demi kepentingan sekelompok orang maka negara ini akan rapuh" Ungkapnya
Baca Juga

Post A Comment:

Back To Top