E satu.com (Tangerang ) - Dalam setiap pesta demokrasi Pileg,Pilpres maupun Pilkada , strategi paling ampuh adalah menggerakkan kecurangan . Terlebih bila dimainkan dengan cara tersetruktur, sistematis dan Masif

Dari Pemilu ke Pemilu , kecurangan seakan telah menjadi fenomena yang sangat sulit untuk dihilangkan. Bahkan bila ada yang berani menyuarakan kecurangan akan disebut menyebarkan narasi yang menyesatkan , bila ada yang berani bergerak melawan kecurangan maka akan disebut bagian masyarakat yang mengalami kekalahan atau bagian masyarakat yang merasa sakit hati

Salah seorang polisi yang juga sebagai anggota DPR RI dari partai Demokrat Herman Haron menyebutkan di salah satu stasiun televisi, menyampaikan bahwa yang berbicara kecurangan Pilpres dan yang mengusulkan hak Angket di DPR RI merupakan narasi atau penggiringan opini yang menyesatkan

Sungguh sangat ironis, mereka yang berjuang dan bersuara lantang melawan ,malah disebut menyebarkan narasi yang menyesatkan .

Para akademisi,dosen , rektor, guru besar atau siapapun juga yang saat ini bersuara , berjuang dan melawan adanya kecurangan Pilpres 2024 telah dianggap bagian komponen masyarakat yang menyebarkan narasi menyesatkan. Bahkan mereka dituduh bagian dari komponen masyarakat yang mendukung salah satu Capres.

Bila sudah dianggap demikian,maka hancurlah marwah,nama baik atau citra Universitas yang ada di Indonesia, khususnya beberapa universitas ternama yang sudah mencetak orang - orang luar biasa di negeri ini

Kalau memang siapapun yang menyuarakan adanya kecurangan di Pilpres 2024 di sebut bagian masyarakat yang menyebarkan narasi kecurangan , kenapa tidak di laporan, tidak di proses secara hukum. Bukankah negara kita negara hukum , atau dibantah dengan pembuktian terbalik , kenapa diam saja

Adanya desakan-desakan masyarakat terkait hak angket, seharusnya di dukung oleh seluruh partai politik. dengan demikian adanya kecurangan - kecurangan yang terjadi di Pilpres 2024 Bisa di periksa, diproses dan diungkap melalui hak angket. Ironisnya , justru masih ada bahkan mungkin banyak anggota DPR RI yang menolak adanya hak angket tersebut

Secara realistis alias akal sehat bin waras, kubu manapun juga yang merasa tidak melakukan kecurangan di Pilpres 2024, tentunya tidak akan takut dengan digulirkannya hak angket bahkan mendorong dengan digulirkannya hak angket tersebut. Sebaliknya siapun yang menolak bahkan menjegal di gulirkannya hak angket adalah ciri atau diduga kuat, mereka adalah pelaku kecurangan

Kesimpulannya, bila yang berjuang dan menyuarakan kecurangan sudah di anggap penyebar narasi kecurangan, maka ini adalah salah satu bukti bahwa demokrasi di Indonesia sudah mengalami kemunduran yang sangat luar biasa

Bila Pelaku kecurangan atau yang melakukan kedzaliman dibiarkan,maka ini adalah salah satu tanda bahwa negara dan bangsa ini akan kembali keabad jahiliah

Apakah kita akan diam , berpangku tangan mendengar , melihat atau merasakan adanya kecurangan...?? Atau mungkin kita adalah bagian masyarakat yang senang adanya kecurangan tersebut...??

Penulis : Asep WW
Ketua DPC MCI Kota Tangerang
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top