camat


E satu.com (Tangerang) - Persaingan politik di Kota Tangerang ditandai oleh dominasi partai-partai besar yang telah lama berkuasa. Namun, di balik kesuksesan politik dan pembangunan di Kota Tangerang, seolah ada dititik jenuh yang dialami oleh masyarakat terhadap pola politik yang cenderung stagnan dan elitis.

Kejenuhan ini muncul dari berbagai faktor. Pertama, adanya monopoli kekuasaan oleh partai-partai besar yang terkesan bahwa hanya segelintir elit politik yang memiliki akses dan pengaruh dalam proses pengambilan keputusan. Kedua, partisipasi politik yang inklusif masih kurang, terutama bagi kelompok masyarakat yang selama ini kurang terwakili. Akibatnya, aspirasi dan kebutuhan masyarakat sering kali tidak terakomodasi, sehingga menimbulkan ketidakpuasan.

Di tengah situasi ini, gagasan tentang terbentuknya "Poros Tengah" menjadi relevan. Sebagai solusi atas kejenuhan perpolitikan di Kota Tangerang, PKB dan PKS membentuk poros tengah yang menjadi angin segar bagi masyarakat Kota Tangerang dengan mengusung Ahmad Amarullah dan Bonnie Mufidzar sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota. Poros tengah ini menggabungkan kekuatan akademisi, birokrat, dan politisi.

Dengan kapabilitas Ahmad Amarullah yang teruji sebagai birokrat, juga sukses sebagai Rektor UMT dipandang layak oleh masyarakat untuk memimpin Kota Tangerang lima tahun mendatang. Visinya menjadikan Kota Tangerang SMART (sejahtera, mandiri, akhlakul karimah, responsif dan transparasi) merupakan gagasan yang ditunggu-tunggu oleh warga Kota Tangerang. Ditambah dengan program yang diusung, membuat Taman Aspirasi sebagai wadah penyampaian aspirasi bagi masyarakat Kota Tangerang.   

Koalisi Golkar, PDI Perjuangan, Demokrat dan PPP digadang-gadang mengusung Sachrudin-Maryono dengan background kental sebagai politisi dan birokrat. Sementara koalisi Partai Gerindra, PSI, Nasdem dan PAN mengusung politisi Faldo Maldini dan Moh. Fadhlin Akbar yang dianggap dapat merepresentasikan golongan muda.    

Tujuan terbentuknya Poros Tengah ini adalah untuk menciptakan keseimbangan kekuasaan yang lebih adil, di mana semua elemen masyarakat, termasuk kelompok minoritas dan yang terpinggirkan, memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses politik. Dengan demikian, kebijakan yang dihasilkan akan lebih mencerminkan kebutuhan dan aspirasi seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya kepentingan segelintir elit.

Selain itu, Poros Tengah juga bertujuan untuk mengkampanyekan politik yang lebih beretika dan transparan. Dalam kondisi di mana praktik politik uang dan korupsi masih menjadi masalah serius, Poros Tengah berkomitmen untuk mengedepankan integritas dan akuntabilitas dalam setiap langkah politik yang diambil. Hal ini diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik dan pemerintahan di Kota Tangerang.

Koalisi poros tengah ini mengakomodir semua kalangan, baik Nahdliyin mapun dari Muhammadiyah dengan basis masa yang kuat di akar rumput, menjadi kekuatan baru yang perlu diperhitungkan. Disamping PKS sebagai partai dengan kader militannya, dapat mewakili kalangan intelektual moderat. 

Tentu saja, pembentukan Poros Tengah bukan tanpa tantangan. Menghadapi dominasi partai-partai besar yang telah mapan bukanlah perkara mudah. Namun, dengan mengoptimalkan jaringan partai dan dukungan warga Nahdliyin dan Muhammadiyah, Poros Tengah ini memiliki potensi untuk menjadi kekuatan baru sebagai pemenang Pilwalkot dan membawa perubahan yang lebih baik bagi masyarakat Kota Tangerang.

Terbentuknya Poros Tengah ini diharapkan dapat menjadi angin segar bagi perpolitikan di Kota Tangerang. Dengan menawarkan solusi alternatif yang lebih inklusif dan beretika, Poros Tengah berpotensi mengatasi kejenuhan politik dan membawa kota ini menuju masa depan yang lebih adil, sejahtera, dan demokratis.

Penulis :  Dr Hamdani
Tokoh Muda Tangerang
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top