E satu.com (Kota Cirebon) - Kasus dugaan edit foto asusila yang menimpa puluhan siswa di salah satu SMA di Kota Cirebon menuai sorotan. Kuasa hukum korban, Sharmila, SH, menilai ada pembiaran dan kelalaian dari pihak berwenang sejak awal kasus mencuat.

Menurut Sharmila, persoalan ini sebenarnya terjadi pada Maret 2025, kemudian membesar dan sempat dilaporkan oleh dua korban ke Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Cirebon pada Juni 2025.

“Sudah lapor ke DP3APPKB, andaikan ketika itu cepat diselesaikan, mungkin tidak akan meledak sekarang ini,” kata Sharmila, Minggu (24/8/2025).

Ia menambahkan, sikap lamban dari pihak terkait membuat kasus meluas hingga menimbulkan keresahan. Bahkan, baru-baru ini sempat terjadi dugaan persekusi terhadap salah satu pelaku pada Jumat malam (22/8/2025).

“Ada pembiaran sehingga kasus ini meledak dan para korban kecewa dengan penanganan persoalan ini,” ujar Sharmila, yang akrab disapa Mila.

Meski proses hukum kini mulai berjalan, Sharmila mengungkapkan bahwa korban belum membuat laporan resmi ke kepolisian. Namun, ia memastikan pelaporan segera dilakukan.

“Kepolisian harusnya mendalami dari handphone tiga orang ini. Sampai sejauh mana foto ini tersebar luas,” tegasnya.

Kepala DP3APPKB Kota Cirebon, Suwarso Budi Winarno, mengakui adanya komunikasi dengan salah satu anak terkait persoalan ini. Namun, menurutnya, penyampaian tidak dalam konteks laporan resmi, melainkan sebatas informasi.

“Yang bersangkutan juga tidak terlalu terbuka, dalam konteks memberikan informasi juga tidak spesifik. Kemudian konteks penyampaian ketika itu sebatas informasi, bukan laporan,” ujar Budi.

Ia menjelaskan, anak berinisial R, yang menyampaikan informasi tersebut, bukanlah korban langsung melainkan temannya. Bahkan saat itu R sendiri mengaku belum yakin untuk melapor.

“Fungsi DP3APPKB memang tidak dalam konteks melapor, tetapi memberikan pendampingan psikologis dan edukasi kepada korban. Kami menguatkan agar mereka berani melapor, bahkan siap mendampingi jika dibutuhkan,” kata Budi.

DP3APPKB, lanjutnya, berupaya mencari momentum tepat untuk menindaklanjuti persoalan ini karena menyangkut anak-anak. (Wandi)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top