E satu.com (Tasikmalaya)
- Langkah demi langkah yang telah dilalui oleh Tim Prawita GENPPARI sebagai organisasi para Pegiat Ragam Wisata Nusantara selalu menemukan hal baru mengenai keindahan dan potensi keragaman wisata Indonesia. Salah satunya di Desa Taraju Tasikmalaya.

"Ini merupakan kekayaan luar biasa yang tidak akan pernah habis dimakan waktu. Kita harus terus mengeksplor untuk mengenali potensinya, dan selanjutnya menyampaikan masukan mengenai desain pengelolaan dan pengembangannya, serti berfikir dan bertindak dalam rangka mempromosikannya. Termasuk pesona desa Taraju dengan seribu pesona yang dimilikinya," ujar Ketua Umum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi saat eksplor wisata di Tasikmalaya, Minggu (31/1).

Pada kesempatan tersebut, Tim Prawita GENPPARI yang dipimpinnya mengeksplor wisata desa Taraju mulai dari perkebunan kopi, hutan pinus, curug Totosan, curug Lumpang, curug Cisaka dan curug Jayaguna.

Juga pesona river tubing di sungai Cijalu kampung Kalebut. Eksplorasi potensi alam yang hanya dua hari ini tentu tidaklah cukup, tetapi setidaknya sudah memberikan gambaran luasnya potensi yang masih harus dihias dengan kreativitas warga tanpa kenal lelah.

Lokasi-lokasi tersebut, sebagian dapat dijangkau dengan mudah dan sebagian lagi membutuhkan perjuangan ekstra, baik fisik maupun mental.

Lembah dan bukit harus dilalui dengan berjalan kaki, bahkan tebing terjal dan curam harus dilewati untuk mendapatkan sebuah pesona yang sangat indah tersebut.

Hutan-hutan yang masih perawan pun harus ditembus dengan menyibak berbagai aroma ketakutan, kekhawatiran dan yang pasti kelelahan.

Tetapi semuanya tidak menyurutkan niat dan tekad yang kuat untuk sampai pada puncak perjuangan.

Kepala Desa dan tokoh pemudanya, serta Ketua Prawita GENPPARI kabupaten Tasik kang Rizal selalu setia menemani setiap langkah perjuangan dalam memajukan pariwisata Indonesia.

Kemudian Dede juga menyampaikan bahwa dari berbagai perjalanan yang pernah dilaluinya, naik turun gunung dan keluar masuk hutan ketika masih aktif di kelompok pecinta alam sampai saat ini, memandang perlu untuk membekali seluruh anggota Tim dengan pembekalan materi Teknik Survival.

"Survival berasal dari kata Survive, yang artinya bertahan hidup. Sedang survival sendiri adalah suatu kondisi yang tidak menentu yang dihadapi oleh seorang atau sekelompok orang pada suatu daerah yang asing dan terisolir bagi orang/kelompok yang sedang mengalaminya," kata Dede.

"Keadaan tidak menentu (survival) ini bisa terjadi pada setiap orang yang tengah melakukan perjalanan, petualangan atau penjelajahan di alam bebas," tambahnya.

“Pengetahuan dan tehnik survival harusnya difahami oleh setiap orang, khususnya para penggiat alam bebas/terbuka, hingga apabila suatu saat ia mengalami kondisi ini, paling tidak ia telah mempunyai gambaran serta tindakan apa saja yang harus dilakukannya," imbuhnya.

Menurut Dede, berhasil tidaknya seseorang atau sekelompok orang keluar dari kondisi survival ini, tergantung dari kesiapan mental dan fisiknya.

"Oleh karena itu dalam waktu dekat, Prawita GENPPARI akan menggelar pelatihan Teknik Survival di Alam Bebas," tutupnya.(iwan)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top