BPBD

camat

Pj Walikota Tangerang

E satu.com (Cirebon)
- Peluncuran Perdana Bus Rapid Transit (BRT) atau yang dinamakan Trans Cirebon yang dilaksanakan bersamaan dengan Soft opening Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon di Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon (11/04/21)

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Cirebon Andi Armawan menegaskan, BRT Trans Cirebon hanya bisa menaikkan dan menurunkan penumpang di shelter yang sudah ditentukan.

Tidak bisa di sembarang tempat, karena harus menggunakan tangga shelter khusus untuk naik turunnya penumpang.
“Kita sudah memiliki dan memasang 8 shelter, sebanyak 4 shelter dipasang di Kota Cirebon dan 4 shelter lainnya akan dipasang di wilayah Kabupaten Cirebon,” tutur andi

Disebutkan Andi, shelter di wilayah Kota Cirebon dipasang di depan kantor Kecamatan Kejaksan, kawasan Pelabuhan, kawasan tiga berlian dan di depan SMP 8.
Sedangkan untuk shelter di wilayah Kabupaten Cirebon saat ini belum dipasang karena mereka masih harus berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan jajaran kepolisian di Kabupaten Cirebon.

“Kedepannya BRT Trans Cirebon diharapkan bisa seperti bus trans Jabar, yang melayani wilayah sekitar Bandung seperti Kota dan Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang,” imbuhnya.

Sementara Sekretaris Organda Cirebon Karsono menyampaikan, pihaknya mengalami kendala dalam penyesuaian SIM pengemudi BRT.

Karena dari SIM A umum menjadi B umum itu bukan hal mudah dan juga membutuhkan biaya yang cukup besar. Dan ini tidak semuanya bisa dipenuhi oleh calon pengemudi BRT.

“Dulu kami meminta kepada pemkot agar memfasilitasi peningkatan kapasitas. Sehingga betul-betul alih profesinya berjalan. Kalau ini jadi terkendala, pengelola nggak mau beresiko kalau SIM nya bukan B1 umum. Sementara sopir angkot masih A1 umum. Sedangkan saya nggak ada fasilitas untuk membiayainya,” ungkap mantan anggota DPRD ini.

Pada peluncuran BRT ini ada 6 unit, semua pengemudinya sudah memiliki SIM B1 umum. Sementara jumlah BRT ada 10 unit, dan pengoperasiannya bisa dilakukan dua sampai tiga shift tiap harinya dengan rata-rata jarak 33 km.

BRT Trans Cirebon, kata dia, direncanakan menggunakan dua koridor, yakni C1 lingkar luar Kota Cirebon dan AK1 wilayah Kota Cirebon.
Untuk tarif sampai hari belum ditetapkan, pihaknya mengusulkan ada tiga tarif. Pertama, tarif pelajar, kedua, tarif berlangganan, dan ketiga tarif umum. Dengan menerapkan pembayaran e-money.

“Tarif pelajar di daerah lain seperti Yogyakarta dikisaran Rp 1.750, berlangganan Rp2.300 dan umum sampai Rp4.000. Kita akan usulkan diatas tarif angkot. Karena BRT ini memiliki fasilitas dan kenyamanan lebih. Seperti AC, WiFi dan cctv,” tambahnya.


Untuk angkutan umum lainnya, Karsono menghimbau untuk tidak perlu khawatir akan kehilangan pendapatan. Pasalnya, BRT ini tidak akan menaikkan dan menurunkan di jalan secara acak atau sembarangan, harus pada halte yang sudah ada. (fer)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top