E satu.com (Cirebon) - Sultan Sepuh Aloeda II Rahardjo Djali beserta keluarga dan para undangan gagal melaksanakan Ziarah Agung Tradisi Grebeg Syawal.
Tradisi yang dilakukan setiap tahun setelah Idul Fitri ini untuk menghormati para leluhur dengan memanjatkan doa bersama di komplek Makam Sunan Gunung Jati, karena disana para leluhur Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman dimakamkan.
Larangan tersebut diduga dilakukan oleh Keluarga Keraton Kanoman.
Dalam insiden di Minggu pagi tersebut, Keluarga besar Sultan Sepuh Aloeda II tidak bisa memasuki makam Sunan Gunung Jati karena kunci masuk makam tidak ada. Selain itu, juru kunci makam disebut tidak ada di tempat.
Sultan Aloeda II Rahardjo Djali sangat menyayangkan sikap Keraton Kanoman Cirebon yang diduga menggembok area makam Sunan Gunung Jati.
" Saya kecewa dan sangat menyayangkan Keraton Kanoman. Karena komplek makam digembok sehingga kami tidak bisa melanjutkan Grebeg Syawal," kata Sultan Sepuh Aloeda II Rahardjo Djali kepada awak media, Minggu (7/5/23).
Menurutnya, jika ada hal yang hendak diutarakan atau ada permasalahan sebaiknya dibicarakan secara musyawarah tidak mengambil keputusan yang akhirnya merugikan masyarakat.
" Kita ini saudara, kalau ada masalah mari kita duduk bersama menyelesaikan masalah dan mencari solusinya," ungkapnya.
Ia menyatakan, komplek Makam Sunan Gunung Jati bukan semata - mata hanya milik Keraton Kanoman tapi Keraton Kasepuhan pun ada didalamnya.
" Jangan kekanak - kanakan seperti ini. Sebab tidak ada alasan untuk melarang saya masuk makam Sunan Gunung Jati, Karena ibu saya dimakamkan di sana," ujarnya
Bagi saya ini adalah puncak dari segalanya. Dalam waktu dekat ini saya terpaksa akan melaporkan tindakan tersebut ke Polda Jabar.
" Atas peristiwa tersebut, pihaknya akan membuat laporan ke Polda Jabar atas perbuatan tidak menyenangkan," pungkasnya. (red)
Post A Comment:
0 comments: