E satu.com (Kota Cirebon) - Ratusan siswa SMAN 7 Kota Cirebon dan orang tua mereka melakukan aksi protes terhadap pihak sekolah setelah mengalami kegagalan dalam pendaftaran Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB). Diduga, kelalaian dalam proses administrasi menjadi penyebab utama, mengakibatkan banyak siswa kehilangan kesempatan untuk masuk perguruan tinggi melalui jalur tersebut.
Mawar (bukan nama sebenarnya), salah satu siswa kelas 12, mengungkapkan kekecewaannya. Ia merasa sangat terpukul karena perjuangannya selama ini sia-sia akibat tidak bisa mengikuti SNPMB.
"Sudah capek-capek belajar malah tidak bisa ikut (SNPMB). Kami sangat kecewa," ucapnya, Senin (3/2/25).
Menanggapi hal ini, Kepala SMAN 7 Kota Cirebon, Iman Setiawan, menjelaskan bahwa permasalahan ini terjadi akibat keterlambatan dalam finalisasi data siswa. Ia menyebutkan bahwa seluruh nilai rapor sebenarnya telah masuk dalam sistem, namun berbagai kendala teknis dan faktor cuaca diduga menjadi penyebab gagalnya pendaftaran tepat waktu.
"Sejak Minggu pagi kami sudah mencoba kembali mengakses sistem, namun hingga tadi malam belum ada jawaban dari panitia SNPMB. Kami juga sudah mengirim perwakilan ke Jakarta untuk mencari solusi langsung dari pihak terkait," ujar Iman.
Sementara itu, staf kesiswaan SMAN 7, Rachmasari, S.Pd., menjelaskan bahwa pihak sekolah telah menjalankan seluruh tahapan pendaftaran, mulai dari pembuatan akun hingga sesi parenting bagi siswa. Namun, adanya pengunduran diri 30 siswa jurusan IPS pada hari Kamis dan Jumat memaksa sekolah untuk mengisi slot kosong tersebut dengan siswa lain yang memenuhi kriteria.
"Kami ingin memberikan kesempatan bagi siswa lain yang belum terdaftar. Namun, karena keterbatasan waktu dan kendala teknis, finalisasi data mengalami keterlambatan. Kami sudah mengirim email ke panitia SNPMB pada hari Sabtu, tetapi sistem sudah tutup pada pukul 15.00. Bahkan, setelah ada pengumuman perpanjangan hingga Minggu pukul 14.00, kami tetap mengalami kesulitan mengakses sistem," jelasnya.
Saat ini, pihak sekolah masih menunggu keputusan dari panitia SNPMB di Jakarta. Sejumlah perwakilan sekolah telah berangkat untuk mengurus permasalahan ini secara langsung.
Haris, salah satu orang tua siswa yang ikut dalam aksi protes, berharap ada solusi agar anak-anak mereka tetap dapat mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi.
"Kami ingin sekolah bertanggung jawab dan memastikan anak-anak kami tidak dirugikan karena kelalaian ini," tegasnya.
Aksi protes ini mencerminkan kekecewaan mendalam para siswa dan orang tua atas permasalahan administratif yang terjadi. Mereka berharap ada solusi konkret dari pihak sekolah dan panitia SNPMB agar hak siswa untuk mengikuti seleksi perguruan tinggi tetap terjaga. (Wnd)
Post A Comment:
0 comments: