E satu.com (Tangerang) - Polemik Gapura atau Reklame SMA/ SMK PGRI 109 yang dipasang diatas lahan Pasos Pasum  pintu masuk Jalan Untung Suropati 2  Kelurahan Cimone Jaya, Kecamatan Karawaci, semakin mencuat

Dari hasil penelusuran awak media, diketahui bahwa pihak SMA/ SMK PGRI 109 tidak pernah membayar pajak. Dengan alasan Gapura tersebut berdiri diatas lahan orang lain,  pihak Sekolah mengaku hanya berkoordinasi dengan Ketua RT, RW dan masyarakat setempat.

Pihak sekolah menyebutkan polemik Gapura SMA/SMK PGRI 109 mencuat setelah adanya tokoh masyarakat yang merasa kecewa karena anaknya tidak diberikan keringanan biaya sekolah di SMK PGRI 109.  Menurut pihak SMA/ SMK PGRI 109 padahal beberapa tahun lalu pihaknya sudah memberikan untuk keindahan lingkungan, yaitu memberikan ratusan  Bibit pohon pucuk meriah lengkap dengan Pot nya

Mengetahui adanya tanggapan dari pihak SMA/ SMK PGRI 109 ,   tokoh masyarakat yang dimaksud, Asep Wawan Wibawan, mengundang Ketua RT para tokoh masyarakat dan  para calon ketua RT hadir dikediamannya untuk memusyawarahkan perkembangan pembangunan , sekaligus membahas keseimbangan kompensasi yang diberikan pihak SMA/ SMK PGRI 109 terhdap warga setempat yang di adakan pada  Sabtu malam ( 2/8/2025 )

Dalam kesempatan tersebut, Asep Wawan Wibawan, menegaskan yang paling dibutuhkan oleh masyarakat adalah masalah pendidikan bukan masalah tanaman atau hanya sebatas keindahan lingkungan .  Percuma dilingkungan ada sekolah besar tapi warga setempat sulit masuk disekolah tersebut.

" Kenapa Polemik Gapura SMA/ SMK PGRI 109 baru mencuat,  karena dulu yang saya  tahu Kepseknya enak , ngerti dan sangat bijak kepada masyarakat setempat, tapi sekarang, jauh berbeda,  tidak sedikit warga yang Ijazah anaknya di tahan  karena belum bisa melunasi tunggakan SPP. Ada juga yang orang tuanya sangat kecewa  tidak bisa masuk SMA/ SMK PGRI 109 karena sedikit kekurangan biaya pendaftaran . Dan ternyata itupun terjadi kepada anak saya, padahal saya hanya minta kebijaksanaan  kekurangan biaya Rp .500 ribu, namun pihak sekolah tetap menolak, bila kekurangannya tidak dilunasi sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan, anak saya tidak akan diterima. Karena anak saya maksa ingin sekolah di situ, Yaa  akhirnya saya  berusaha kesana kemari nyari  duit "kata Asep Wawan Wibawan.

Asep  menambahkan, masyarakat harus berani menyikapi  pihak SMA/ SMK PGRI 109 yang dianggapnya kurang seimbang dalam memberikan kompensasi terhdap lingkungan setempat, tidak ada alasan lingkungan kita tidak akan maju, dilingkungan kita banyak potensi yang bisa kita gali. Diantaranya adanya  pasar bersih dan SMA/ SMK PGRI 109 ", tambah Asep.

Lebih lanjut Asep menegaskan kepada para tokoh masyarakat agar berani menyikapi Pihak SMA/ SMK PGRI 109 yang dinilai sudah mulai kurang menghargai masyarakat setempat.

"  Malam ini kita sepakati, mendesak pihak - pihak terkait  membongkar Gapura SMA/ SMA PGRI yang dipasang di pintu masuk Jalan Untung Suropati.  Dengan cara membuat surat kepada unsur terkait  , alasan nya karena Gapura  tersebut belum memilliki Ijin lingkungan secara tertulis dan terbukti belum pernah membayar pajak. dan setelah SMA/ SMK PGRI 109  maju pesat  kurang menghargai masyarakat setempat


Hasil pertemuan ini kita notulenkan  untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam surat yang akan kita layangkan kepada para pihak terkait, terkecuali bila pihak SMA / SMK PGRI 109 memberikan kompensasi lebih kepada  warga setempat, diantaranya  :


1. Pihak SMA/ SMK PGRI 109 Menggratis kan anak yatim dan anak yang orang tuanya kurang mampu.
2. Pihak sekolah memberikan keringanan atau kebijaksanaan kepada anak yang orang tuanya belum bisa melunasi biaya sekolah, SPP dan yang lainnya.

Rupanya apa yang ditegaskan  atau diterangkan oleh Asep secara tersistematis di respon dan di dukung oleh para tokoh masyarakat dan para  calon Ketua RT yang hadir dalam pertemuan tersebut.


( MS )
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top