E satu.com (Indramayu) -
Rencana aksi besar-besaran Gerakan Rakyat Indramayu (GRI) bertajuk “Pulangkan Lucky Hakim ke Cilacap” pada 7 Oktober 2025, bertepatan dengan Hari Jadi Indramayu ke-498, tampaknya tidak mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Di media sosial, ajakan GRI justru menuai cibiran dan penolakan.

Gerakan yang digagas oleh M. Solihin, mantan Wakil Ketua DPRD Indramayu periode 2019–2020, awalnya diklaim sebagai upaya moral menuntut bersih-bersih birokrasi. Namun, warganet Indramayu tampak skeptis.

Di kolom komentar Facebook @meta meta meta yang disebarkan @Ade Mashadi Jilid II (5/10), akun Tanudin menulis sindiran, “Baru seumur jagung, kang. Sabar.” Sedangkan akun @Lukman menulis, “Pengen niru ning Pati.” Komentar tersebut merujuk pada aksi serupa di Kabupaten Pati beberapa waktu lalu, yang disebut menjadi inspirasi GRI.

GRI juga diketahui melakukan penggalangan dana di Alun-Alun Pendopo Indramayu untuk mendukung pelaksanaan aksi tersebut. Namun, upaya itu pun tak mendapat sambutan luas.

Akun media sosial @tanganrakyat.id yang mengunggah berita berjudul “Gerakan Rakyat Indramayu Galang Donasi untuk Pulangkan Bupati Lucky Hakim” langsung diserbu komentar negatif. Akun @Eka Priyanto menulis, “Mending ngupai bocah yatim daripada ngupai perkara laka gunane,” yang berarti lebih baik membantu anak yatim daripada mendukung aksi yang dianggap tidak bermanfaat.

Banyak pengguna media sosial lain juga menyebut aksi GRI tak jelas arah dan tujuannya. Sebagian bahkan menilai gerakan tersebut sarat kepentingan politik.

Dalam seruannya, M. Solihin menyebut GRI membawa sembilan tuntutan utama, antara lain:

1. Tangkap dan adili Bupati Indramayu (Lucky Hakim) atas dugaan KKN.
2. Tangkap dan adili koruptor Indramayu.
3. Tangkap dan Adili Jual Beli Jabatan di Birokrasi Pemda Indramayu.
4. Tangkap dan Adili transaksi jual proyek APBD Indramayu.
5. Tangkap dan Adili perampok BUMD Indramayu. 
6. Turunkan Pajak Pertanian dan Hiburan.
7. Laksanakan Reformasi Agraria.
8. Pulangkan Bupati Lucky ke Cilacap.
9. Pulangkan staf ahli Bupati Indramayu ke Jawa Timur.

Meski terkesan lantang, mayoritas warganet menilai seruan itu tidak relevan dan sulit dijalankan tanpa dasar hukum yang kuat.

Minimnya dukungan terhadap aksi tersebut menimbulkan pertanyaan apakah gerakan ini murni suara rakyat atau justru kepentingan kelompok tertentu.

Sementara itu, Bupati Indramayu Lucky Hakim belum memberikan tanggapan resmi terkait rencana aksi “Pulangkan Lucky” tersebut.

Publik pun menunggu, apakah aksi yang diklaim sebagai “Aksi Bela Dermayu” itu benar-benar akan berlangsung, atau justru berakhir tanpa gaung seperti dukungan yang kini nyaris tak terdengar.  (TKH)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top