E satu.com (Cirebon Kota) - Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), KAI Daop 3 Cirebon menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan daerah dengan melakukan revitalisasi Taman Kota Cirebon yang terletak di Jalan Siliwangi, tepat di depan Kantor Gubernur Bale Jaya Dewata.
Revitalisasi ini tidak sekadar bertujuan memperindah kota, tetapi juga untuk menciptakan ruang publik yang fungsional, nyaman, dan sarat nilai budaya lokal. Mengusung filosofi budaya Cirebon, taman ini diharapkan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan sekaligus simbol identitas warga Cirebon.
Manager Humas Daop 3 Cirebon, Muhibbuddin, menjelaskan bahwa perbaikan taman kota ini merupakan bentuk sinergitas antara KAI Daop 3 Cirebon dengan Pemerintah Kota Cirebon dalam upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
“Bukan sekadar ruang terbuka yang hijau, taman ini juga sebagai simbol identitas dan kebanggaan warga Cirebon,” ujar Muhib, Rabu (8/10/2025).
Tugu ikonik yang berdiri di tengah taman memiliki makna filosofis mendalam yang menggambarkan semangat dan karakter masyarakat Cirebon:
1. Stilasi Udang dan Kapal — Melambangkan Cirebon sebagai Kota Udang dengan budaya maritim. Lengkungan menyerupai tubuh udang, sementara garis-garisnya menggambarkan kaki udang sebagai simbol kebersamaan dan semangat maju.
2. Dua Struktur yang Saling Berhadapan — Menjadi simbol keseimbangan dan keharmonisan dalam kehidupan sosial masyarakat Cirebon.
3. Dasar Lengkung Bermotif Bata — Melambangkan fleksibilitas dalam menghadapi perkembangan zaman, namun tetap berpijak pada akar budaya dan sejarah kota.
1. Sumbu Utara–Selatan — Mengacu pada garis imajiner antara Keraton Cirebon dan Astana Gunung Jati, yang menggambarkan keseimbangan antara pemerintahan dan spiritualitas.
2. Plaza Runcing Seperti Tombak — Menyimbolkan arah dan tujuan yang jelas, semangat masyarakat Cirebon untuk terus melangkah maju.
Muhib berharap revitalisasi taman kota ini tidak hanya menjadi proyek estetika, tetapi juga ruang publik yang inklusif dan bermakna sosial, tempat masyarakat dapat berinteraksi dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan.
“KAI tidak hanya hadir untuk menghubungkan kota-kota melalui jalur rel, tetapi juga berupaya menjadi bagian dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat,” jelasnya.
“Melalui program TJSL ini, kami ingin memberikan kontribusi yang berkelanjutan dan berdampak langsung bagi Kota Cirebon,” ucap Muhib.
Ia menegaskan bahwa kehadiran KAI tidak bisa dipisahkan dari komunitas di sekitar jalur operasionalnya. Karena itu, setiap bantuan melalui program TJSL selalu mempertimbangkan aspek sosial, budaya, dan lingkungan.
“Cirebon adalah kota yang penuh sejarah dan kaya makna. Sudah selayaknya memiliki ruang publik yang merepresentasikan kekayaan identitasnya,” pungkasnya. (Wandi)



.webp)






.webp)











Post A Comment:
0 comments: