Dalam bayang-bayang ledakan dan runtuhnya bangunan, suara-suara kebenaran perlahan dibungkam. Jurnalis yang mengabdikan hidupnya untuk merekam kenyataan, kini menjadi sasaran dalam konflik brutal yang berkecamuk di Gaza. Bukan lagi sekadar efek samping perang, tetapi serangan yang secara langsung menghantam mereka yang berani mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Saat dunia terus berpolemik soal siapa yang benar dan siapa yang salah, satu hal tetap pasti, Jurnalis tidak boleh menjadi target. Mereka adalah mata, telinga, dan suara mereka yang tidak terdengar. Dan hari ini, suara itu tengah berusaha dibungkam dengan darah.
Jurnalis foto yang pernah viral karena menulis pesan menyentuh sebagai bentuk dukungan untuk Gaza; Fatima Hassouna, tewas dalam serangan brutal Israel bersama dengan 7 kerabatnya (cnnindonesia.com, 19/04/2025). Fatima dikenal sebagai seorang wartawan yang bekerja di lapangan, mengabadikan momen-momen penting dan mendokumentasikan kekerasan yang terjadi di wilayah Gaza.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, Fatima tidak hanya berfokus pada laporan rutin, tetapi juga berusaha menggali kisah-kisah yang sering kali terabaikan oleh media internasional. Dedikasinya terhadap kebebasan pers dan keinginan untuk menunjukkan realitas yang dihadapi oleh rakyat Palestina menjadikannya sosok yang sangat dihormati di kalangan rekan-rekan sejawatnya.
Peristiwa tragis ini memicu diskusi global mengenai perlindungan terhadap jurnalis di Gaza, serta pentingnya memastikan bahwa para wartawan tidak menjadi sasaran dalam serangan Zionis yang berlangsung. Fatima Hassouna, melalui pengorbanannya, meninggalkan warisan yang mengingatkan dunia tentang pentingnya kebebasan pers dan perlindungan bagi mereka yang berjuang untuk memberikan informasi yang benar.
Masalah Palestina bukan sekadar masalah kemanusiaan. Ia adalah masalah Islam dan seluruh kaum muslim sebab Tanah Palestina adalah tanah kharajiyah milik kaum muslim di seluruh dunia. Telah sangat jelas sesungguhnya Zionis Yahudi telah melanggar berbagai produk hukum internasional, Para jurnalis dibungkam dengan bom dengan tujuan agar berhenti bersuara, tetapi tidak ada satu pun negara yang memperkarakannya. Bahkan mirisnya, negeri-negeri muslim pun diam seribu bahasa, hanya bisa mengecam tanpa ada langkah konkret.
Sedangkan Allah telah jelas memerintahkan untuk memerangi dan mengusir orang-orang yang telah memerangi dan mengusir kaum muslim. “Dan perangilah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah/kekufuran lebih berbahaya dari peperangan.” (QS Al-Baqarah: 191)
Oleh karenanya, kaum muslim lah yang paling berhak atas tanah ini. Sudah seharusnya seluruh umat muslim di seluruh dunia mengembalikannya sebagai tanah kaum muslim kembali. Umat Islam seluruh dunia mesti bersatu, bahu-membahu untuk merebut kembali Tanah Palestina dari penjajah Yahudi laknatullah ‘alaih dan langkah satu-satunya yaitu hanya dengan menegakkan Khilafah Islamiyah.
Oleh: Suci Arumsari Hidayat (Ibu Rumah tangga)
Post A Comment:
0 comments: