Militer Israel telah menewaskan sedikitnya 29 warga Palestina di seluruh Gaza sejak fajar pada hari Senin, dengan banyak korban jiwa dalam serangan terhadap kamp-kamp tenda untuk orang-orang terlantar (Aljazeera.com, 21/4/2025).

Warga Palestina mulai memakan daging kura-kura untuk memenuhi kebutuhan protein mereka imbas krisis makanan akibat pengepungan dan genosida yang dilakukan Israel (cnnindonesia.com, 19/4/2025). WFP menyatakan keprihatinan mendalam atas penurunan tajam stok pangan, dengan memperingatkan bahwa Jalur Gaza berada di ambang bencana kemanusiaan. WFP menekankan bahwa situasi kritis ini diperparah penutupan perbatasan yang sedang berlangsung oleh Israel, yang mencegah pengiriman pasokan pangan penting ke Jalur Gaza (Metrotvnews.com, 20/4/2025).

Penderitaan kaum muslim di Gaza belum mampu diakhirkan,  sementara penjajah Zionis semakin berbuat brutal, diluar batas kemanusiaan. Disisi lain, para Penguasa Muslim terus berdiri dengan tetap mencukupkan diri, melayangkan kecaman tanpa aksi yang nyata mampu menyelesaikan. Disaat kesadaran umat Islam hari ini sudah mulai berada dititik menyerukan jihad sebagai solusi hakiki, namun para Penguasa Muslim masih tetap mengunci diri. Padahal jelas, Allah telah memerintahkan umat Islam untuk memberi pertolongan pada saudaranya yang seiman.

Allah SWT berfirman didalam Qur'an surat Al Maidah ayat 2; "Tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa,.." . Allah SWT juga telah menyatakan bahwa umat muslim itu bersaudara (QS. Al Hujurat : 10). Sejalan dengan sabda Rasulullah Saw dalam riwayat Muslim; "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)". 

Dari itu, menjadi sebuah kewajiban untuk menolong saudara-saudara Muslim yang tengah terdzolimi di berbagai belahan bumi, khususnya di Palestina itu sendiri. Namun pada hakikatnya, selama Umat masih terikat pada nasionalisme, warisan nyata dari para penjajah, mereka (umat Islam) tidak akan pernah benar-benar bersatu layaknya satu tubuh. Dengan demikian, maka jihad pun tidak akan pernah benar-benar mampu untuk digerakkan.

Seyogyanya, umat Islam harus mencampakkan nasionalisme seutuhnya. Lalu sepenuhnya menyadari bahwa penjajahan hanya akan benar-benar bisa dihentikan dengan persatuan umat dalam satu kepemimpinan global, yaitu Khilafah. Khilafah akan menjadi perisai, pemusnah kesewenang-wenangan, yang akan menjaga darah, kehormatan, serta hak-hak setiap insan.

Dari itu, umat Islam wajib menyeru semua Muslim di seluruh dunia dengan seruan yang sama. Umat harus terus mengingatkan akan persatuan umat dan kewajiban menolong saudara-saudaranya yang membutuhkan pertolongan diantara mereka. Umat harus bergerak menuntut Penguasa Muslim melaksanakan kewajiban menolong Palestina dengan melaksanakan jihad dan menegakkan khilafah.

Namun gerak umat ini, kemudian harus ada yang memimpin agar terarah tanpa melenceng dari arah. Pemimpin dakwah itu adalah jamaah dakwah ideologis. Jamaah dakwah yang senantiasa konsisten menyerukan jihad dan tegaknya Khilafah demi terwujudnya setiap aturan Rabb-nya dalam setiap bidang kehidupan. Mereka pun (para pengemban dakwah ideologis) harus terus bergerak dengan mengerahkan seluruh kemampuannya agar persatuan umat mampu untuk segera terwujud nyata.

Kemudian, para jamaah dakwah ideologis juga turut serta berjuang bersama-sama dengan umat dalam menegakkan Khilafah. Hal ini bertujuan, agar setiap persoalan umat, termasuk Palestina, bisa segera terselesaikan secara sempurna sampai ke akar permasalahannya. Sehingga kehidupan Islam benar-benar akan mampu kembali dilangsungkan, syariat Allah mampu ditegakkan secara keseluruhan, rahmat semesta alam akan benar-benar nyata dirasakan dan Palestina akan terbebas dari segala macam bentuk ketidakadilan. Allahu'alam bishshowab.

Oleh : Nunung Nurhayati (Ibu Rumah Tangga, Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top