E satu.com (Tangerang) - Viral di media sosial, Wakil Gubernur Banten A. Dimyati Natakusumah mengikuti langkah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang melarang sekolah mengadakan wisuda dan studi tour.

Kebijakan tersebut disambut positif oleh masyarakat. Terbukti, ribuan komentar netizen menyatakan dukungan terhadap kebijakan Pemprov Banten yang melarang sekolah menggelar wisuda dan studi tour.

Namun, Ketua MCI Kota Tangerang yang juga pemerhati pendidikan, Asep Wawan Wibawan, justru mengkritisi kebijakan tersebut. Menurutnya, keputusan Pemprov Banten kurang bijak dan terkesan terburu-buru.

"Sebelum memutuskan larangan wisuda untuk lembaga pendidikan tingkat anak usia dini, seharusnya Wakil Gubernur terlebih dahulu memberikan solusi terbaik yang bisa menggantikan kegiatan wisuda dan studi tour," ujar Asep Wawan Wibawan saat bersilaturahmi dengan pemerhati lingkungan dan pembangunan Kota Tangerang, Amrul Sani, Rabu (30/4/2025).

Menurut Asep, kegiatan wisuda di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memberikan dampak positif bagi pengembangan mentalitas peserta didik yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

"Prosesi wisuda di tingkat PAUD menjadi kebanggaan tersendiri bagi para peserta didik. Secara psikologis, kegiatan tersebut dapat menumbuhkan rasa bangga, meningkatkan kepercayaan diri, dan memotivasi mereka untuk meraih prestasi. Namun, sayangnya ada sekolah yang membebankan biaya tinggi kepada orang tua murid, sehingga terkesan dijadikan ladang bisnis oleh oknum guru dan kepala sekolah," tambahnya.

Lebih lanjut, Asep menyampaikan bahwa seharusnya kegiatan wisuda di tingkat PAUD, TK, dan RA tidak perlu dilarang, asalkan biayanya tidak memberatkan orang tua murid.

"Sebenarnya biaya untuk kegiatan wisuda PAUD, TK, dan RA tidak besar, bahkan tidak lebih dari seratus ribu rupiah. Namun, banyak yang diduga memark-up biaya tersebut hingga tinggi oleh oknum guru atau kepala sekolah," ungkapnya.

Asep juga menceritakan pengalamannya saat mengelola Taman Kanak-Kanak Al-Qur'an Terpadu (TKA-T), yang rutin mengadakan wisuda dengan biaya cukup terjangkau.

"Biayanya waktu itu tidak lebih dari seratus ribu rupiah dan diambil dari tabungan orang tua murid yang dikumpulkan selama satu tahun. Hasil tabungan itu cukup besar, bahkan mencapai jutaan rupiah. Jadi jika dipotong seratus ribu untuk biaya wisuda, sisanya masih banyak," pungkas Asep Wawan Wibawan.

( AWW / MCI )
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top