E satu.com (Tangerang) - Hingga saat ini, sepertinya blum terlihat adanya gebrakan signifikan dari Pemerintah Kota Tangerang terkait program pembangunan, khususnya di sektor pendidikan, kebudayaan, ketenagakerjaan, kesetaraan sosial, dan pelayanan publik.
Pandangan ini mungkin muncul akibat keterbatasan informasi atau sudut pandang penulis. Namun diyakini, cukup banyak masyarakat yang masih menanti realisasi program-program unggulan yang pernah dijanjikan oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang periode 2025–2030, Sachrudin dan Maryono.
Salah satu program yang cukup dikenal masyarakat saat masa kampanye adalah jargon "Gampang Kerja, Gampang Sekolah, Gampang Sembako." Namun, realitas di lapangan menunjukkan masih adanya tantangan yang dihadapi oleh warga Kota Tangerang.
Berikut beberapa catatan kritis yang berkembang di tengah masyarakat:
I. Lapangan Pekerjaan: Pengangguran Masih Tinggi
Sejumlah warga menilai hingga saat ini belum ada kebijakan konkret dari Pemkot Tangerang yang benar-benar mampu membuka lapangan pekerjaan baru dengan upah layak sesuai standar hidup layak.
Jika ditelusuri lebih jauh, tingkat pengangguran di Kota Tangerang dinilai masih cukup tinggi. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang terpaksa menjalani pekerjaan serabutan dengan penghasilan yang jauh dari cukup. Kondisi ini memicu kekhawatiran sosial, mengingat kebutuhan hidup terus meningkat sementara daya beli masyarakat melemah.
II. Pendidikan: Antara Sekolah Gratis dan Biaya Pendidikan Tinggi
Meski program sekolah gratis sudah lama diterapkan di Kota Tangerang, masih banyak warga yang memilih menyekolahkan anaknya di sekolah swasta berbayar.
Alasannya, kualitas layanan pendidikan di sekolah gratis dinilai belum memadai. Tak sedikit pula orang tua siswa yang mengajukan permohonan bantuan biaya pendidikan melalui program zakat dan sedekah yang dikelola Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang, demi memastikan kelangsungan pendidikan anak-anak mereka.
III. Kebutuhan Pokok: 'Gampang Sembako' Masih Jauh dari Harapan
Sektor pemenuhan kebutuhan pokok pun tak luput dari perhatian warga. Banyak masyarakat yang merasa hidup dalam kondisi bertahan, bukan menikmati kehidupan yang layak.
Warga dari kelompok ekonomi bawah mengaku masih kesulitan memenuhi kebutuhan sembako harian. Sementara program “Gampang Sembako” justru dinilai lebih terasa manfaatnya bagi masyarakat kelas menengah ke atas. Ketimpangan ini dikhawatirkan dapat memicu kecemburuan sosial di tengah masyarakat.
Harapan terhadap Pelayanan Publik yang Lebih Baik
Selain ketiga sektor utama di atas, masyarakat juga menaruh harapan besar pada perbaikan pelayanan publik di Kota Tangerang, khususnya di bidang kesehatan, sosial, pendidikan, dan administrasi kependudukan.
Pelayanan yang koperatif, komunikatif, ramah, dan cepat menjadi harapan utama warga. Mereka berharap ke depan, Pemkot Tangerang bisa lebih responsif dalam menyikapi aspirasi dan kebutuhan riil masyarakat.
---
Penulis: Asep Wawan Wibawan
(Jurnalis E satu.com / MCI Kota Tangerang)
Post A Comment:
0 comments: