E satu.com 
(Tangerang) - Seorang jurnalis otodidak asal Kota Bandung yang telah menetap di Kota Tangerang selama puluhan tahun, dikenal aktif menulis dan menerbitkan berita-berita tajam, kritis, dan memuat isu-isu aktual setiap harinya.

Meski namanya cukup dikenal di kalangan pejabat, baik eksekutif maupun legislatif, sosok ini memilih untuk tidak memperlihatkan wajahnya ke publik. Ia hanya membuka identitas secara langsung kepada pejabat-pejabat yang sudah dikenalnya secara personal dan profesional.

Dalam menjalankan tugas jurnalistik, AWW—inisial dari sang jurnalis—lebih mengandalkan media komunikasi seperti WhatsApp untuk konfirmasi atau wawancara.

“Saya memilih konfirmasi melalui WhatsApp karena lebih efisien dan tidak mengganggu kesibukan mereka. Lagi pula, dengan pendekatan yang sopan, jelas, dan profesional, komunikasi tetap bisa berjalan baik tanpa harus bertatap muka langsung,” ujar AWW saat ditemui di kediamannya, Kamis (17/7/2025).

AWW menegaskan bahwa kunci komunikasi yang baik dengan narasumber, khususnya pejabat publik, ada pada cara menyampaikan pesan. Ia percaya, selama jurnalis menunjukkan itikad baik, menjaga sopan santun, dan memegang teguh kode etik jurnalistik, maka pejabat mana pun akan menghargainya.

“Selama cara kita benar—santun, etis, dan tidak menekan—biasanya mereka akan merespons dengan terbuka. Kita hanya perlu menunjukkan bahwa kita memang jurnalis yang bertanggung jawab. Salah satunya dengan mengirimkan bukti karya, seperti tautan berita yang pernah kita tulis, agar mereka paham konteksnya,” tegasnya.


Namun, AWW tidak menutup mata bahwa tidak semua pejabat bersikap kooperatif.

Ada juga pejabat yang memilih diam atau enggan memberikan keterangan. Kalau seperti itu, saya tidak akan memaksa. Tapi itu akan menjadi catatan penting dalam pemberitaan. Kami bisa menyampaikan bahwa pejabat tersebut menolak diwawancarai atau tidak memberikan klarifikasi. Itu bagian dari fakta yang juga harus diketahui publik,” jelasnya.


Menurut AWW, sikap tertutup dari pejabat publik dapat mencerminkan kurangnya komitmen terhadap transparansi. Ia menilai, pejabat yang enggan berdialog dengan media patut dipertanyakan kepeduliannya terhadap keterbukaan informasi.

Selain itu, AWW mengungkapkan bahwa tidak sedikit pejabat yang cenderung menghindari wartawan secara langsung, didasari kekhawatiran terhadap oknum yang menyalahgunakan identitas jurnalis.

“Saya bisa maklum. Banyak pejabat merasa waspada karena ada oknum yang mengaku-ngaku sebagai wartawan tapi niatnya bukan untuk jurnalistik. Mereka datang dengan kepentingan pribadi, bahkan kadang justru menekan atau mencatut nama media untuk hal-hal yang tak patut. Oknum seperti itulah yang merusak nama baik profesi ini,” tambahnya.


Meski begitu, AWW merasa bersyukur karena sudah memiliki jaringan luas di Kota Tangerang.

“Alhamdulillah, saya punya hampir semua nomor kontak pejabat eksekutif dan legislatif di Kota Tangerang. Jadi kalau ada berita yang perlu dikonfirmasi atau dibagikan, saya tinggal kirim saja. Selain memperlancar komunikasi, ini juga bagian dari tanggung jawab saya agar tulisan saya tidak hanya jadi dokumentasi, tapi juga sampai ke pihak-pihak yang relevan,” pungkasnya.
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top