E satu.com ( Crb) - Kota Cirebon menjadi nominasi untuk pembangunan tempat pengolahan sampah ramah lingkungan. Kota Cirebon siap dengan semua persyaratan yang ditentukan.
Nanda Wardhana, perwakilan dari Cipta Karya Kementerian PUPR, usai menggelar rapat di ruang Wakil Wali Kota Cirebon, mengungkapkan sebenarnya ada 10 kota yang rencananya akan dibangun tempat pengolahan sampah ramah lingkungan.
“Namun dari 10 mengerucut ke 6. Salah satunya Kota Cirebon,” ungkap Nanda.
Karena itu, mereka datang ke Kota Cirebon untuk menjajagi kesiapan pemerintah daerah setempat terhadap keberadaan pengolahan sampah ramah lingkungan tersebut.
Ada pun yang akan dibangun yaitu pabrik pengolahan sampah dengan Refuse Derived Fuel (RDF). Nilai investasinya yaitu antara Rp 700 miliar hingga Rp 1 triliun yang berasal dari bantuan pemerintah Jerman. Namun nantinya, pabrik tersebut akan diserahkan ke pemerintah daerah, dalam hal ini Pemda Kota Cirebon untuk menjalankannya. Untuk operasional sendiri dibutuhkan dana antara Rp 22 hingga Rp 32 miliar/ tahun.
“Namun ini belum termasuk pendapatan yang akan didapatkan dari penjualan RDF ke pabrik semen,” ungkap Nanda. Potensi pendapatan bisa mencapai Rp 13 miliar/tahun bahkan lebih.
Selain komitmen, persyaratan lainnya yang dibutuhkan yaitu kecukupan lahan, yaitu antara 5,5 hingga 8 hektar. “Kota Cirebon tadi sudah menyatakan siap,” ungkap Nanda.
Setelah proses konseptual yang saat ini telah dilakukan, akan dilanjutkan dengan fisibility study (FS) atau studi kelayakan. Nanda pun mengungkapkan jika Kota Cirebon bisa menjadi salah satu kota yang akan dibangunkan pabrik pengolahan sampah dengan RDF ini.
Sementara itu Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati, menjelaskan jika pengolahan sampah ramah lingkungan ini yang dibutuhkan untuk Kota Cirebon. Jika ini dibangun, maka 70 persen permasalahan sampah yang ada di Kota Cirebon bisa terselesaikan.
“Kita akan terus dorong pengolahan sampah yang ramah lingkungan di Kota Cirebon,” ungkap Eti.
Eti berharap, Kota Cirebon menjadi salah satu dari 6 kota yang terpilih untuk pembangunan pengolahan sampah ramah lingkungan ini. sehingga pada 2020 mendatang, DED sudah dilakukan pada 2023 bisa segera beroperasi.“Karena kita siap semuanya, termasuk dari segi kebutuhan lahan,” ungkap Eti.(NM)
Nanda Wardhana, perwakilan dari Cipta Karya Kementerian PUPR, usai menggelar rapat di ruang Wakil Wali Kota Cirebon, mengungkapkan sebenarnya ada 10 kota yang rencananya akan dibangun tempat pengolahan sampah ramah lingkungan.
“Namun dari 10 mengerucut ke 6. Salah satunya Kota Cirebon,” ungkap Nanda.
Karena itu, mereka datang ke Kota Cirebon untuk menjajagi kesiapan pemerintah daerah setempat terhadap keberadaan pengolahan sampah ramah lingkungan tersebut.
Ada pun yang akan dibangun yaitu pabrik pengolahan sampah dengan Refuse Derived Fuel (RDF). Nilai investasinya yaitu antara Rp 700 miliar hingga Rp 1 triliun yang berasal dari bantuan pemerintah Jerman. Namun nantinya, pabrik tersebut akan diserahkan ke pemerintah daerah, dalam hal ini Pemda Kota Cirebon untuk menjalankannya. Untuk operasional sendiri dibutuhkan dana antara Rp 22 hingga Rp 32 miliar/ tahun.
“Namun ini belum termasuk pendapatan yang akan didapatkan dari penjualan RDF ke pabrik semen,” ungkap Nanda. Potensi pendapatan bisa mencapai Rp 13 miliar/tahun bahkan lebih.
Selain komitmen, persyaratan lainnya yang dibutuhkan yaitu kecukupan lahan, yaitu antara 5,5 hingga 8 hektar. “Kota Cirebon tadi sudah menyatakan siap,” ungkap Nanda.
Setelah proses konseptual yang saat ini telah dilakukan, akan dilanjutkan dengan fisibility study (FS) atau studi kelayakan. Nanda pun mengungkapkan jika Kota Cirebon bisa menjadi salah satu kota yang akan dibangunkan pabrik pengolahan sampah dengan RDF ini.
Sementara itu Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati, menjelaskan jika pengolahan sampah ramah lingkungan ini yang dibutuhkan untuk Kota Cirebon. Jika ini dibangun, maka 70 persen permasalahan sampah yang ada di Kota Cirebon bisa terselesaikan.
“Kita akan terus dorong pengolahan sampah yang ramah lingkungan di Kota Cirebon,” ungkap Eti.
Eti berharap, Kota Cirebon menjadi salah satu dari 6 kota yang terpilih untuk pembangunan pengolahan sampah ramah lingkungan ini. sehingga pada 2020 mendatang, DED sudah dilakukan pada 2023 bisa segera beroperasi.“Karena kita siap semuanya, termasuk dari segi kebutuhan lahan,” ungkap Eti.(NM)
Post A Comment:
0 comments: